Ribka Dalam Menentukan Nasib

PA bersama ceciwi Wisma Antara kali ini masih membahas sosok RIbka. Kali ini membahas tentang kehidupan rumah tangga Ribka. Diskusi kali ini terbilang cukup menarik karena kami justru melihat sudut pandang si penulis buku Ia Dinamai Perempuan. Perikop Alkitab yang dipakai dalam diskusi adalah Kejadian 27. Jika membaca perikop ini dulunya, saya memang fokus pada kisah Esau dan Yakub. Buku ini membawa saja untuk belajar lebih dalam lagi dari kisah Ribka dan keluarganya.

Hal penting yang saya bagikan dari PA kami adalah:

  1. Ribka yang dulunya dikenal dengan kesalehan dan percaya pada janji Tuhan juga bisa terjatuh dalam dosa. Ribka tidak sabar dan berinisiatif sendiri dalam menafsirkan maksud Tuhan. Ribka menentukan sendiri nasibnya. Kita berusaha dengan kemampuan sendiri tanpa "panduan" Allah dalam menjalani kehidupan. Kita sering kali tergesa-gesa dan merasa tahu akan maunya Tuhan tanpa mendoakannya. Orang percaya harusnya tidak perlu tergesa-gesa. 
  2. Komunikasi merupakan hal yang penting dalam keluarga. RIbka dan Ishak harusnya bisa membicarakan kehidupan berumahtangga mereka dengan baik sehingga tidak ada keperpihakan dan akhirnya berujung pada "saling tipu".

The Lord is not slow in keeping his promise, as some understand slowness. Instead he is patient with you, not wanting anyone to perish, but everyone to come to repentance.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ribka dalam Masa Penantian

Enjoy Tobasa (Toba-Samosir)

Rahab, Wanita Berdosa yang dikasihi Allah